Selasa, 30 Oktober 2018

REKAM JEJAK PABRIK GULA REJO AGUNG KOTA MADIUN

Jumpa lagi nih kawans...

Kalo berbicara tentang sebuah kota pasti tidak lepas dengan beberapa bangunan kuno bahkan sampai dijadikan cagar budaya. Begitu juga dengan Kota Madiun, disana punya beberapa bangunan bersejarah pada masa kolonial salah satunya yaitu Pabrik Gula Redjo Agung. Dalam sejarah pendirian pabrik ini bermula di tahun 1894 oleh NV Handel HT. Kian Gwan sebuah perusahaan yang didirikan Oei Tjie Sien. Oei Tjie Sien merupakan seorang imigran Tong-han, Distrik Ch’uanchou, Provinsi Fukien, Tiongkok. Tidak seperti imigran yang datang ke Indonesia di abad-19, dia merupakan imigran yang berpendidikan karena sebelumnya pernah mengenyam pendidikan dasar di China sehingga dia sering terlibat pemberontakan disana, maka dari itu dia memutuskan melarikan diri ke Tiongkok. Sekitar 1858, dia datang ke Semarang untuk berjualan karena memang masa itu Semarang menjadi pusat perdagangan terbesar di Pulau Jawa.

Pada akhirnya usahanya berhasil dan diteruskan oleh anak ke-2 nya bernama Oei Tiong Ham. Tiong Ham ketika remaja  di pertengahan tahun 1890-an sudah bisa membeli pabrik gula yang diberi nama Kian Giam lalu diubah namanya menjadi Oei Tiong Ham Concern setelah diambil alih kepemimpinannya dan menjadi bisnis terbesar Tiong Ham di Semarang hingga meluas sampai ke Surabaya, Madiun, Surakarta, Batavia. Belanda memberi julukan Tiong Ham dengan sebutan De Groote Suiker Baronnen atau Raja Gula Ternama.
Pada tahun 1961 setelah Indonesia merdeka terdapat kebijakan untuk menasionalisasikan seluruh perusahaan asing di Indonesia berdasarkan keputusan Pengadikan Ekonomi Semarang No. 32 Th 1961, dan Pabrik Kian Giam diserah terimakan dari Jaksa Agung RI kepada Kementerian Keuangan pada masa itu. Tahun 1964 Departemen Keuangan membentuk PPEN yang berstatus BUMN dengan tugas melanjutkan aktivitas usaha Pabrik Kian Giam. Akhirnya Kian Giam berubah menjadi PG Redjo Agung Baru dan menjadi milik saham PT. Rajawal Nusantara Indonesia. Hingga ditahun 1996 terjadi beberapa perubahan kebijakan untukmenyeimbangkan perkembangan globalisasi AFTA yang merambah ke industri gula. Dan semenjak 1998 hingga sekarang Pabrik Redjo Agung telah meningkatkan kapasitas pabrik menjadi 4.500 TCD (2008) dan sistem pemurnian diubah menjadi sistem sulfitasi dan saat ini memiliki kapasitas giling sebesa 6000 TCD.
Gimana nih kawans, udah pada ngerti dong tentang asal-usul Pabrik Redjo Agung? Dan sekarang kita harus pinter-pinter memahami bagaimana panjangnya perjuangan pendahulu kita dalam menasionalisasikan Pabrik Redjo Agung menjadi BUMN, hingga kini menjadi industri terbesar di Kota Madiun yang memiliki nilai plus menjadi salah satu cagar budaya yang tentunya wajib kita lestarikan.

Yep~
Sekian ya Maurer mendongeng, mungkin bisa di next lain waktu.
See you


SUMBER :

Senin, 29 Oktober 2018

MENGULIK "MEGENGAN" KOTA MADIUN DALAM MENYAMBUT BULAN RAMADHAN


Hayo .. siapa diantara kalean yang tidak beradat ?

Jangan dong!

Pastikan kalean semua beradat dan memiliki adat ya, kawans.
Kota Madiun aja punya adat loh, masa kalean kaga?

Kita punya TRADISI MEGENGAN di Kota Madiun. Megengan ini berasal dari bahasa jawa yang memiliki arti menahan. Jadi biasanya tradisi ini dilakukan ketika memasuki bulan ramadhan, warga akan berbondong-bondong membersihkan makam leluhur dan berziarah. Kemudian di malam harinya setelah shalat maghrib, warga berkumpul di masjid untuk doa selamatan bersama yang dilanjutkan dengan menunaikan shalat isya’.
Hasil gambar untuk https://budayajawa.id tradisi megengan madiun



Tradisi Megengan ini identik dengan beberapa makanan yang memiliki filosofi tertentu. Setiap warga yang menghadiri acara ini diwajibkan untuk membawa nasi ambeng, yaitu nasi putih beserta laukya yang disajikan diatas tampah dengan ditambah kue apem dan pisang raja yang akan dibagikan setelah doa bersama. Kue apem disini memiliki filosofi loh. Kue apem yang berasal dari kata afwum yang berartikan meminta maaf.

Filosofi ini dalam kepercayaan kejawen masyarakat jawa, jika kue apem dan pisan raja disatukan akan melambangkan “payung”. kue apem sebagai bagian atap payung dan pisang raja sebagai gagang dari payung. semua filosofi itu dimaksudkan memberi perlindungan dari segala rintangan dan marabahaya saat menjalankan ibadah di bulan ramadhan.
Jadi gimana? masih segan dalam nguri budhayan ? Ayolah jangan malu akan kabudhayan daerah kalean. Kalean tuh lahir dan dibesarkan di daerah asal masing-masing, harusnya kalean MAU BERBUDHAYA bukan malah MALU BERBUDHAYA. 

SALAM BUDHAYA✊


SUMBER :




LEGITNYA BLUDER COKRO OLEH-OLEH KHAS MADIUN



Hey para kulinerez

Hay~

        Apasih yang kalian tahu tentang kuliner khas di Kota Madiun? Lagi-lagi pecel Madiun? Wait.., jangan salah kita juga punya roti khas loh, namanya Bluder Cokro. Menurut sejarah Bluder Cokro berdiri sejak 19 Agustus 1889 didirikan oleh Nyonya Susana yang pada awalnya beliau tidak berniat untuk menjual dan hanya sekedar dibagikan untuk sanak saudara. Namun banyaknya permintaan akhirnya beliau menjadikannya usaha yang dirintisnya dari kecil-kecilan. Beliau berkata bahwa resep ini dia dapatkan dari orang Belanda. Karena teksturnya yang lembut dan rasa manis yang pas, usaha ini berkembang hingga sampai saat ini dan menjadi roti bluder tertua di Kota Madiun yang diteruskan oleh putranya keenam, Hary Sasono. Saat ini Bluder Cokro memiliki outlet pusat baru yang megah untuk kelas toko roti di Kota Madiun, beralamatkan di Jl. Hayam Wuruk. Dan kenapa sih bernama Bluder Cokro? Kalau menurut Maurer sih karena outlet pertama bluder ini di Jl.Cokroaminoto, Madiun. Makanya bluder ini dinamakan Bluder Cokro.
Hasil gambar untuk BLUDER COKRO
sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwialMGRnKzeAhVKFHIKHYUpAyQQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fmadiunweb.net%2Fbluder-cokro%2F&psig=AOvVaw3x0G-cuo_eCbNukV39I5LC&ust=1540922054798452

         
SUMBER :








KISAH DIBALIK KESENIAN DONGKREK ASAL KOTA MADIUN



Seni adalah …
Apa itu seni ?
Seni merupakan…

Pasti kalean pernah deh walaupun sekali seumur hidup untuk googling tentang seni, entah itu karena tugas atau pure keinginan untuk belajar tentang seni. Apasih sebenarnya seni tuh? Terkhusus seni asal Kota Madiun nih, cauz kali ini emang Maurer tuh lagi konsentrasi bahas seluk beluk daerah asal terkasihku yang selalu sukses membuatku homesickness di parantauan. Wazekwazekjos~ ok next!
Kesenian terfemes sepanjang keberadaan Madiun itu Tari Dongkrek. Kujelasin dulu ya sejarahnya, nah salah satu daerah di Kabupaten Madiun itu ada yang Namanya Mejayan yang menurut historie di salah satu daerahnya dikenal memiliki penyakit aneh yang mematikan,WOW. Kok bisa sih Maurer? Bisa dong, jadi penyakit ini bersifat mitis dan setiap penduduk yang terkena penyakit ini.., eitts!! Kuberitahu dulu kalau wabah penyakit ini tuh bernama pageblug. Setiap penduduk yang terjangkit wabah ini dalam hitungan hari menjelang pagi atau malam bahkan hitungan jam pasti meninggal.
Hasil gambar untuk DONGKREK
https://www.google.co.id/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwizyuapmqzeAhVLM48KHQ63B7EQjRx6BAgBEAU&url=http%3A%2F%2Fwww.madiunae.id%2Fcerita-dibalik-uniknya-kesenian-dongkrek-madiun%2F&psig=AOvVaw1t3cKR9gY1JQ9FnwqrUrDL&ust=1540921341767129

Hingga kemudian Demang Desa Mejayan yang menjabat kala itu yang bernama Raden Ngabei Lo Prawirodipuro melakukan semedi di Gunungkidul,Caruban. Semedi itu beliau lakukan agar mendapatkan petunjuk dari Yang Kuasa, masyarakat jawa sering menyebutkan dengan mencari wangsit. Nah, dari semedi itulah beliau mendapat wangsit bahwa untuk mengusir wabah pageblug itu dengan mementaskan sebuah kesenian yang didalamnya bercerita tentang pengusiran makhluk-makhluk halus. Dari sinilah Raden Prawirodipuro mementaskan sebuah tarian yang terdiri dari banyak pemain mulai dari tokoh yang menjadi sekelompok butho bertopeng mengerikan , beberapa wanita paruh baya, seorang kakek sakti. Tokoh-tokoh tersebut berperan secara simbolis seperti butho (pageblug), wanita paruh baya (masyarakat), seorang kakek sakti (tokoh yang berhasil mengusir butho pageblug).
Lalu kenapa bernama Dongkrek ? Kauz suara tabuhan bedug berbunyi “dung” dan “krek” dari alat music yang bernama korek. Korek ini terbuat dari kayu yang berbentuk bujur sangkar dengan salah satu ujungnya ada tangkai kayu bergerigi yang jika diputar akan menghasilkan suara krek.
Jadi kesimpulan dari cerita diatas mengajarkan kita bahwa sebuah hal yang diperangi atas nama kebenaran akan mengalahkan segalanya jika hal tersebut bertolak belakang dengan kebenaran yang berlaku.
Tapi nih kawans.. pertunjukan dongkrek sekarang sudah jarang sekali diselenggarakan jika tidak pada momentum tertentu seperti, Hari Jadi Kota Madiun, Karnaval tahunan. Jadi? Ayolah kawans! Kita sebagai kaum millennials penerus bangsa wajib loh yang namanya ngabudayan nguri-nguri budhaya bangsa, bisa nih kita mulai dengan membudayakan diri berbudaya dengan budaya daerah.
So~ waitin’ for what? Let’s begin now!!


SUMBER ;
https://id.wikipedia.org/wiki/Dongkrek

PAKAIAN KHAS KOTA MADIUN

Hola~
I’am Maurer , Maurer it’s me
Btw, kalian pernah gak sih denger kata historie n’ cultural ?
AWRAIGH!! Jika diartikan secara harfiah, historie yang selalu berkaitan dengan budi akal manusia dan cultural sebagai suatu cara pandang hidup yang berkembang serta diturunkan disetiap generasi keturunan sebuah kelompok.
Aykayy Mate! Ini kali pertamanya aku bakal ngepost over all about ma city . Kira-kira menurut kalian daerah asalku tuh mana seh?
Jawatimur?
So pasti lahh. Dengan logat daerahku yang multifungsi ini, cielahh maksudnya tuh kebanyakan manusia-manusia asal kota ku bisa menyesuaikan pemilihan bahasa gitulohh, termasuk aku sebagai manusia asal sana. Tergantung aku lagi interaksi sama siapa dan dimana.
MADIUN SITI, eh CITY~
Noh asal ku… Jadi kalean dah pada kenal aku dong, jadi sekarang udah sayang belum ? kan tak kenal maka tak sayang dan sekarang kalean dah kenal aku walaw perkenalan kita via blogh, gapapa lah ya lain kali bisa kok kita meet up, siapa tau terus cocok gitu, ehh~

Sebenarnya pakaian adat madiun baru dipatenkan keberadaannya loh, kok bisa ? iya, baru dipatenkan dan launching saat Pesta Rakyat Malam Tahun Baru 2018 di Alun-alun Kota Madiun. Sebelum dipatenkan, penelitian dan perjalanan dilakukan oleh pemerintah Disbudparpora dengan menggandeng akademisi sejarawan UGM. Pasalnya penelitian dalam menemukan pakaian adat Madiun tempo dulu nih sampai sampai harus bertolak ke Jakarta hingga Belanda hanya untuk mengumpulkan beberapa arsip dan referensi dengan dana yang dianggarkan pemerintah sebesar Rp. 75.000.000,-.Kenapa harus jauh-jauh ke Belanda sih? Soalnya beberapa barang banyak dibawa kesana dulu pada masa colonial. Semua ini bertujuan agar pakaian adat yang notabene tempo dulu dapat menyesuaikan model dengan era modern tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang ada didalamnya.
Hasil gambar untuk pakaian asal kota madiun
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fbimg.antaranews.com%2Fcache%2Fjatim%2F730x487%2F2018%2F01%2FBusana_2.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fjatim.antaranews.com%2Fberita%2F246600%2Fpakaian-khas-daerah-dimiliki-kota-madiun&docid=dKkX_rb8fxirsM&tbnid=EWmmVNrjeuMWPM%3A&vet=10ahUKEwiFvMzb163eAhVKqY8KHeqWDikQMwhAKAIwAg..i&w=730&h=487&bih=619&biw=1091&q=pakaian%20asal%20kota%20madiun&ved=0ahUKEwiFvMzb163eAhVKqY8KHeqWDikQMwhAKAIwAg&iact=mrc&uact=8
Untuk pakaian pria pada pakaian adat Kota Madiun tetap menggunakan udheng iket, karena apa? Madiun tidak bisa lepas dari pengaruh Jogjakarta dengan blangkonnya. Yang menjadi perbedaannya dengan jumlah lipatan udheng pakaian khas Madiun ini memiliki 17 lipatan dibagian samping yang berartikan jumlah rakaat pada shalat 5 waktu. Bagian lipatan depan juga lebih lebar dibandingkan udheng daerah lain dan tonjolan pada bagian belakang lebih kecil dibandingkan dengan tonjolan pada blangkon. Pakaian pria juga terdapat rasukan, nyamping, bebet stagen, sabuk, epek, timang, lerep, jarik. Dengan lengan yang cenderung panjang serta dua kantong dibagian bawah ditambah lagi hiasan gantungan dibagian dada ini mencerminkan orang Madiun tempo doeloe mulai dari rakyat biasa, pelajar, kaum bangsawan, priyayi. Untuk bawahan pria menggunaka jarit dengan lipatan tepat ditengah. Beberapa cirikhas pakaian tersebut diambil karena dulu Madiun punya sekolah untuk para calon ambtenaar atau pejabat pemerintahan bernama OSVIA. Siswa OSVIA dulu nih ceritanya dikenal memiliki kepribadian berperilaku baik dan penampilan mereka yang rapi, maka dari itu tuh beberapa cirikhas pakaian Madiun diambil untuk melambangkan beberapa filosofi diatas.
Gimana? next? Baiklah!
Yang diatas tuh baru pakaian pria lo, nah ini baru pakaian wanita!
Kalean tau lah ya kalau wanita tempo dulu itu terbatas geraknya, mayoritas kebanyakan dirumah daripada melakukan aktivitas diluar seperti kaum pria. Maka itu untuk pakaian wanita tempo dulu belum banyak diperhatikan dan lebih tepatnya simple hanya dengan kebaya motif bunga berlengan panjang dan sebagai bawahan mengenakan jarit. Udah gitu aja. Simple kan ?!


SUMBER :

MAURER IT'S ME

.
.


HAI KAWANS✋..Gimana kabar kalean? pastikan baik-baik saja ya karena aku nggak menerima kabar buruk tentang kalean.Apakabar juga yang masih menunggu dengan rasa yang sama walau senja telah berulang kali tenggelam. Setiap penantian dalam ketidaktahuan telah menjadi kenangan dan berganti namun belum dapat tergantikan setiap detik,menit,jam,hari,bulan bahkan tahun. Semoga saja sebelum berganti abad, apa yang kalean tunggu segera mengerti dan tercapai ya. Amen~
Aku Alley Maurer,Disinilah aku akan berbagi sedikit tentang beberapa hal, mungkin saja bisa tentang bagaimana dan apa aja yang ada di dunia luar sana dan mungkin tentang beberapa kisah atau ungkapan perasaan. Dan boleh banget bagi kalean kawans yang mungkin memiliki kesamaan kisah dengan aku, mari berkawan namun jangan sekali-kali ada atau bahkan menjadi kewan dalam pertemanan kita ya.💛

That's all. THANK YOU!



















\\\\